Senin, 29 November 2010

Do'a Setengah Dewa

Ya Allah, kalau ia adalah calonku mudahkanlah,
Jika jauh, dekatkanlah
Jika dekat, satukanlah
Kalau bukan? Ayolah.. Fulanah ya Rabb..
Bagaimanapun.. Fulanah
Sekali Fulanah tetap Fulanah!
Fulanah atau mati!
Fulanah..! Fulanah..! Fulanah..! (Baca dengan semangat 45 )

Sahabatku,
berapa banyak diantara kita yang kadang berdo'a setengah memaksa
berharap setengah mengancam
berserah walau hati tak berpasrah

Saat do'a tak kunjung dikabulkan
saat realitas jauh dari idealitas
kita seakan ingin menyaingi kehendak Allah
mendahului takdir Allah
kurang percaya dengan qodo dan qodar Allah
Nauzdzubillah mindzalik

Belajarlah dari akhlak para nabi,
Ibrahim yang puluhan tahun memohon diberikan keturunan, tak kunjung satupun diberi
Namun do'a dan ikhtiar terus dilakukan
itulah keimanan, maka Ismail anak yang Soleh dihadiahkan

Telisik juga bagaimana Musa dan kaumnya tak pernah meragukan pertolongan Tuhannya
saat harus memilih masuk ke dalam samudra atau dibantai habis prajurit Fir'aun

Namun inilah uniknya kepasrahan
keyakinan dan kesungguhan dalam bertawakal kepada Allah
tak ada keraguan sedikitpun akan janji dan pertolonganNya
Maka, tepat saat tawakal berada di titik puncaknya
saat akal sehat tak bisa lagi mengelak
saat ikhtiar tak lagi dapat menakar
Di saat itulah pertolongan Allah seringkali berwujud
dengan rizki dari arah yang tiada diduga
dengan jodoh yang tak pernah disangka-sangka
dengan kemudahan setelah kesulitan

Pak Ary Ginanjar, cermat sekali mengatakan hal ini dengan Zero Mind Proccess, sebuah bentuk ketundukan dan kepasrahan yang menzerokan diri dan mengesakan Allah. Apa yang terjadi? saat Sekolah Dasar kita belajar, 1/0 = tak terhingga. Ya, akan ada pertolongan Allah yang melimpah dan tercurah, ada solusi setelah krisis yang sering tidak kita sadari dari mana munculnya.

Bergetar hati ini, saat menghayati kembali sirah Nabi akhir zaman,
yang disaat kecamuk perang, dan kekalalahan kaum Muslimin semakin terasa mendekat,
di atas kuda perang dan baju besi yang dipakai,
Sang Nabi berdo'a penuh harap dan keyakinan, namun bukan untuk memaksakan kehendak,
"Ya Allah, kalau Kau tidak memenangkan Kami pada peperangan ini, Maka siapa lagi yang akan mendakwahkan Islam. Maka tolonglah kami ya Rabb".
Kata yang jauh dari kepentingan dunia sesaat
kemenangan yang bukan untuk mendapatkan kekuasaan
namun karena kemuliaan perjuangan
atas nama keyakinan

Biidznillah, Allah menangkan kaum muslimin dalam peperangan itu
walau mungkin akal merasa kemenangan tak mungkin lagi
walau alasan untuk kalah itu lebih banyak
namun itulah kekuasaan Allah,
Keajaiban di atas Keajaiban. Cahaya di atas Cahaya!
yang jika Ia telah mengehendaki sesuatu, hanya berkata, "Kun!" "Jadil!"... Maka "Fayakun!" "Terjadilah"

Sahabatku jangan takut dengan apapun dalam hidup ini,
jika semuanya kita sandarkan dengan keyakinan yang kuat akan pertolongan Allah
bahu membahu kita susun barisan mengejar ridhoNya
karena kekayaan bukanlah tujuan, popularitas bukan prioritas
namun keberkahan usia dan kebermanfaatan di jalanNya
itulah yang membuat kita hidup dalam kebahagiaan

dan saat kita menutup usia,
tersenyumlah, karena Allah ridho dengan perjuangan yang Anda, saya dan kita lakukan
Karena manusia telah banyak mencicipi manisnya kebermanfaatan..
Hidup hanya sekali, berjuanglah sampai tetes darah penghabisan!

Salam Setia,
dalam semangat Hari Guru!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar